Sabtu, 05 Februari 2011

Dua Hari yang Berkesan

By Nuddee

Dua hari ini berkesan. Entah mengapa aku menikmatinya, setiap anggota badan kita bersentuhan. Saat itu, aku hanya bisa berharap dalam hati, waktu kan terhenti.

Padahal kita tidak bergandengan tangan, berpelukan, apalagi mentautkan kedua bibir lembut itu. tetapi perasaan ini sudah cukup membuatku tenang. Berada di sampingmu dan melihatmu. Saat itu, aku berharap aku tengah ada di surga sehingga kau tak akan hilang dari mataku.

Mulutmu terbuka. Mengeluarkan suara yang khas. Tidak merdu memang tapi cukup membuat pikiran ini hanya terfokus padamu. Ahh kamu memang lucu dengan suaramu itu. Membuatku ingin mendengar dan mendengar lagi. Saat itu, aku berharap tidak pernah bosan dengan suaramu. Hatiku berkata, ini menakjubkan!!

***
Aku menemukannya di pintu rumahku dua hari lalu. Dia menggonggong cukup keras. Bulunya lebat berwarna coklat keemasan. Badannya cukup tegap dan berisi. Anjing golden retriever!! Dari dulu aku ingin memiliki anjing itu dan dua hari lalu dia ada di depan mata. Aku menganggapnya keajaiban dari Tuhan. Sepertinya Tuhan memang tidak tidur. Dia mendengarkan doaku untuk memiliki seekor anjing. Saat itu juga aku mengajaknya berkeliling rumah. Dia sangat akrab denganku.

“Ma, boleh kan kita memeliharanya? Sepertinya dia tidak punya pemilik”

“Kau yakin dia bukan milik orang? Dari kelakuannya sepertinya dia terlatih.” Mama curiga

“Tidak Ma, lihatlah tidak ada kalung pemiliknya.” Aku mengangkat kepala anjing itu dan menunjukkan lehernya ke Mama.

Anggukan Mama tanda setuju membuatku melompat kegirangan. Kucium pipi Mama lalu seketika mengajak anjing bulu lebat itu untuk bermain. Aku ambil bola plastik usangku, Aku cuci hingga bersih dan sengaja aku memakai sabun. Aku tidak mau terjadi apa-apa dengan peliharaan baruku.

***
Hari ini, aku menemukannya terlentang di sudut kamarku. Kupikir, ahh dia tidur pulas sekali. Kugoyang-goyang tubuhnya tapi tidak ada gerakan. Sempat kugaruk kepalaku memikirkan mengapa tidurnya pulas, dan kugoyangkan lagi, tidak bangun juga. Perasaanku berkecamuk.

“Mamaaaa!!”

Aku memanggil mama cukup kencang. mungkin tetangga-tetanggaku bisa mendengar teriakan kencangku itu. Mama tergopoh-gopoh saat memasuki kamarku.

“Ada apa sayang?”

Aku cuma bisa melihat anjing peliharaanku yang masih terlentang tak bergerak. Mama menghampiri. Entah apa yang dilakukan Mama. Dia memengang seluruh badan anjing, lalu Mama menempelkan telinganya di sekitar perut peliharaanku.

“Tuhan memanggilnya sayang”

Seketika itu aku menangis. Mama mendekapku erat, sangat erat.

“Tuhan sayang anjingmu. dia mengijinkannya untuk menemani Tuhan berjalan-jalan. karena Tuhan tahu kau telah merawatnya dengan baik” bisik Mama

Seketika itu pula tangisku mereda. Aku memeluk anjing bulu lebat itu untuk pertama dan terakhir kalinya. Dibantu Mama, aku menggendongnya ke taman belakang. Aku menggali lubang yang cukup dengan badan anjing bulu lebat, memasukkannya, dan menutupnya dengan tanah yang masih basah. Sambil memandangi gundukan tanah tersebut aku tersenyum.

“Terima kasih atas dua hari yang berkesan. Tuhan ajak jalan-jalan dia ke tempat terbaikmu” ada 2 butir air mata tiba-tiba jatuh dari kedua mataku.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar